Sabtu, 06 Februari 2016

The Forgotten Rain



Teruntuk hujan,


            Akhir – akhir ini aku merasa kesal bahkan marah kepadamu hujan yang turun di “kota hujan”. Saya kesal ketika hujan:
membuat pakaian keringku menjadi basah di jemuran
membuat noda kotor di tas punggungku ketika aku melangkah
membuat basah pakaian dan sepatu yang baru aku ganti
membuat kaus kakiku bau
dan membuat-buat hal menyebalkan lain
 karenamu, HUJAN!!

Tetapi..
Sore ini aku melihat dua orang anak kecil sedang berjalan dibawah hujan. Mereka membuat sebuah loncatan besar di atas genangan air dan saling mencipratkan satu sama lain, tanpa sedikitpun perasaan kesal.

Kemudian aku menjadi teringat akan suatu hal,
Suatu hal yang menjadi alasanku memilih “kota hujan” untuk melanjutkan kehidupanku…

Aku bosen dengan kondisi cuaca panas di kotaku terdahulu! Ya, aku bosan dengan jalan yang penuh dengan debu, nyamuk yang bertebaran di sekitarku di malam hari, dan sinar matahari menyengat yang membuat kulitku menjadi gelap.

Betapa kasihannya diriku ini!
Menginginkan sesuatu tetapi menghindari resiko yang ada..

Maafakan aku yang merindumu tetapi membenci ketika mendapatmu.
Maafkan aku yang belum bisa menerima kekuranganmu
Maafkan aku atas semua keluh kesahku terhadapmu
Maafkan aku, wahai hujan yang sempat terlupakan



Salam kenal dari teman lamamu,


Penyuka hujan