Teruntuk hujan,
Akhir – akhir ini aku
merasa kesal bahkan marah kepadamu hujan
yang turun di “kota hujan”. Saya kesal ketika hujan:
membuat
pakaian keringku menjadi basah di jemuran
membuat
noda kotor di tas punggungku ketika aku melangkah
membuat
basah pakaian dan sepatu yang baru aku ganti
membuat
kaus kakiku bau
dan
membuat-buat hal menyebalkan lain
karenamu, HUJAN!!
Tetapi..
Sore ini aku melihat dua orang anak kecil sedang berjalan dibawah hujan.
Mereka membuat sebuah loncatan besar di atas genangan air dan saling
mencipratkan satu sama lain, tanpa sedikitpun perasaan kesal.
Kemudian aku menjadi teringat akan suatu hal,
Suatu hal yang menjadi alasanku memilih “kota hujan” untuk melanjutkan kehidupanku…
Aku bosen dengan kondisi cuaca panas di kotaku terdahulu! Ya, aku bosan
dengan jalan yang penuh dengan debu, nyamuk yang bertebaran di sekitarku di
malam hari, dan sinar matahari menyengat yang membuat kulitku menjadi gelap.
Betapa kasihannya diriku ini!
Menginginkan sesuatu tetapi menghindari resiko yang ada..
Maafakan
aku yang merindumu tetapi membenci ketika mendapatmu.
Maafkan
aku yang belum bisa menerima kekuranganmu
Maafkan
aku atas semua keluh kesahku terhadapmu
Maafkan
aku, wahai hujan yang sempat terlupakan
Salam kenal dari teman lamamu,
Penyuka
hujan